Sabtu, 04 Februari 2012

Langkah Sukses Menyongsong Ujian Nasional


MKKS SMP/SMPLB/MTs Kota Salatiga pada hari Sabtu, 4 Februari 2012 mengadakan Bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan fasilitator bapak Hartoyo, MA, Ph.D. Beliau merupakan anggota staf ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus sekretaris Tim Nasional KTSP. Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 120 peserta yang merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA.

Bapak Hartoyo memaparkan hal-hal yang terkait dengan ujian nasional. Beliau mengungkapkan bahwa UN tidak sekedar berkualitas tapi perlu berkarakter. Faktor utama dalam pembelajaran efektif menuju sukses UN adalah guru, siswa, sarana, bahan ajar, dan kurikulum, yang semuanya dikemas dalam proses pembelajaran yang pembelajaran yang ASIK – efektif. ASIK merupakan singkatan dari aktif, senang, interaktif dan kreatif

Dari hasil kajian, ditemukan permasalahan bahwa guru belum mampu menguasai SI dan SKL, mengembangkan materi ajar, mengembangkan pembelajaran yang ASIK – efektif, dan mengembangkan alat evaluasi / soal. Keempat hal tersebut dapat diperbaiki dengan workshop dan pelatihan. Jika keempat hal dikuasai maka hasil belajar meningkat. Dari sisi penguasaan siswa, ditemukan fakta bahwa penguasaan siswa kelas IX terhadap materi/ kompetensi kelas VII dan VIII hanya sekitar 30%, siswa hanya sebatas tahu tetapi belum paham. Tentang buku suplemen UN ditemukan bahwa hanya berupa kumpulan soal latihan, terdapat beberapa kelemahan (hasil kajian): apabila siswa belum paham maka siswa cenderung menghafal soal dan jawaban serta siswa semakin bingung jika tidak punya pemahaman yang benar, kurang sesuai dengan prinsip pembelajaran, kualitas isi dan fisik kurang diperhatikan, relatif mahal, dan kurang menghargai ilmu pengetahuan.

Ujian Nasional tidak perlu ditakuti. Fakta mengenai Ujian Nasional menunjukkan bahwa UN hanya menggunakan standar minimal, masih terjadi pro dan kontra pelaksanaan UN, standar kelulusan bertahap meningkat (dari 3,01 pada tahun 2006 saat UN pertama kali sekarang standar kelulusan 5,50), keterlibatan sekolah semakin besar (sejak tahun 2011 sekolah diberi porsi 40%), fakta di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan nilai UN dengan NS termasuk nilai KKM dengan nilai yang diberikan sekolah. Meski demikian hasil UN meningkat , suatu hal yang menggembirakan.

Bagaimana caranya agar pembelajaran efektif sehingga hasil belajar (UN) meningkat?

Ada tujuh kunci, yaitu Siswa, Ukur, Komunikasi, Strategi, Evaluasi, Sukses.

  1. Siswa, identifikasi kemampuan siswa dengan test (test yang berstandar nasional, bukan untuk memberi nilai, tetapi untuk mengidentifikasi indikator yang sudah atau belum dikuasai). Hasil tes digunakan sebagai feed-back bagi siswa dan guru.
  2. Ukur, tentukan alat ukur dan indikator untuk mengukur target yang ingin dicapai.
  3. Komunikasi, perlu adanya komunikasi antara guru, siswa, kepala sekolah dan orang tua sehingga ada sinergi.
  4. Strategi, implementasi saat ini yang akan dicapai, gap dan program, tetapkan materi / buku pengayaan kisi-kisi/SKL UN.
  5. Evaluasi, dilakukan dengan try out dan prediksi, sertai dengan progress report.
  6. Sukses, sukses tercapai ketika siap menghadapi UN menuju hasil optimal.

Tahapan sukses UN: test awal (baseline) – analisis/koreksi tim – komunikasi/ koordinasi – indentifikasi kompetensi siswa dan kompetensi ujian nasional – penetapan materi/buku pengayaan – implementasi – evaluasi (try out & prediksi)

Strategi pengembangan materi pengayaan/ suplemen UN: awalilah dengan analisis kompetensi UN 2006 – 2011, SI dan SKL, bandingkan dengan kisi-kisi UN terkini. Kembangkan materi pengayaan UN dengan prinsip SREE (simplified, reinforcement, exercise, evaluation), sederhanakan materi, tunjukkan jalan pintas atau cara cepat pada siswa – beri penguatan pada siswa – berilah latihan – evaluasi.

Tidak ada komentar: